Join Telegram Taman Ilmu Di Bawah
Menerusi sebuah rencana, dikongsikan dalam halaman shukriharun .blogspot, Diceritakan bagaimana Al-Quran akan pergi mening galkan bumi ini sekaligus mening galkan umat manusia.
Kami Sokong Ustaz Ebit Lew
Daripada Huzaifah bin al-Yaman r.a. berkata: Rasulullah s.a.w bersabda; “Islam akan luntur (lusuh) seperti lusuhnya corak (warna-warni) pakaian (bila ia telah lama dipakai), sehingga (sampai suatu masa nanti) orang sudah tidak mengerti apa yang dimaksudkan dengan puasa, dan apa yang dimaksudkan dengan sembahyang dan apa yang dimaksudkan dengan nusuk (ibadat) dan apa yang dimaksudkan dengan sedekah.
Dan al-Quran akan dihilangkan kesemuanya pada suatu malam sahaja, maka (pada esok harinya) tidak tinggal dipermukaan bumi daripadanya walau pun hanya satu ayat. Maka yang tinggal hanya beberapa kelompok daripada manusia, diantaranya orang-orang tua, laki-laki dan perempuan. Mereka hanya mampu berkata, “Kami sempat menemui nenek moyang kami memperkatakan kalimat “La ilaha illallah”, lalu kami pun mengatakannya juga”.
Maka berkata Shilah (perawi hadis daripada Huzaifah), “Apa yang dapat dibuat oleh La ilaha illallah (apa gunanya La ilaha illallah) terhadap mereka, sedangkan mereka sudah tidak memahami apa yang dimaksudkan dengan sembahyang, puasa, nusuk, dan sedekah”? Maka Huzaifah memalingkan muka daripadanya (Shilah yang bertanya).
Kemudian Shilah mengulangi pertanyaan itu tiga kali. Maka Huzaifah memalingkan mukanya pada setiap kali pertanyaan Shilah itu. Kemudian Shilah bertanya lagi sehingga akhirnya Huzaifah menjawab, “Kalimat itu dapat menyelamatkan mereka daripada api neraka” (Huzaifah memperkatakan jawapan itu tiga kali). H.R Ibnu Majah
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah dan Hudzaifah ra, Rasulullah SAW bersabda, “ Al Quran diperjalankan pada suatu malam. Pada pagi harinya, dalam ingatan manusia sama sekali tidak ada lagi satu ayat satu huruf Al Qur’an pun, semuanya telah terhapus.” (HR Ad dailami)
Diriwayatkan oleh Ibnu Umar ra. Rasulullah SAW bersabda ,”Hari kiamat tidak akan terjadi sebelum Al Qur’an pulang kembali ke asalnya sehingga gema al Quran berdengung di sekitar ‘Arasy’ seperti dengungan lebah. Kemudian Allah SWT bertanya, “Ada apa denganmu? Al Quran menjawab,”Dari-Mu aku keluar dan kepada-Mu aku kembali. Aku dibaca, tetapi tidak diamalkan,’pada ketika itulah Al Quran diangkat ke haribaan Allah.” (HR ad Dailami)
Sumber : Asyrath As Saah al Alamat al Kubra – Mahir Ash Shufiy
AMANAH AKAN DIANGKAT
Bagi athar yg diriwayatkan oleh Imam al-Thabrani daripada Abdullah bin Mas’ud:

Daripada Syaddad bin Ma’qil: Aku telah mendengar Ibn Mas’ud berkata:
“Sesungguhnya awal-awal yang akan lenyap daripada agama kalian ialah amanah dan sesungguhnya perkara terakhir yang tinggal daripada agama kalian ialah solat. Dan (kelak) pastilah akan bersolat suatu kaum yang tiada agama lagi bagi mereka. Dan (kelak) pastilah dicabut al-Qur’an di sisi kalian.” Mereka berkata: “Wahai Abu Abd al-Rahman! Bukankah kami membaca al-Qur’an dan kami telah menetapkannya (menuliskannya) dalam mashaf-mashaf kami?” Beliau berkata:”Dibawa pergi atasnya (al-Qur’an) pada satu malam, lalu dihilangkan dengannya daripada dada-dada orang. Maka tidak tertinggal (al-Qur’an) itu walau sedikitpun!”
[ Abd al-Razzaq dalam al-Musannaf (5981) dan melaluinya al-Thabrani dalam Mu’jam al-Kabir(8700) ]
Terdapat juga beberapa riwayat yang menyebut bahawa Abdullah bin Mas’ud menyebutkan athar ini dalam mentafsirkan ayat 86 daripada Surah al-Israa’:
وَلَئِنْ شِئْنَا لَنَذْهَبَنَّ بِالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ ثُمَّ لَا تَجِدُ لَكَ بِهِ عَلَيْنَا وَكِيلً
“Dan jika kami kehendaki pastilah kami akan hilangkan apa yang telah kami wahyukan kepadamu (Muhammad), kemudian tidak kamu dapati bagi kamu dengannya atas kami penolong.”
DIANGKAT DALAM SATU MALAM
Imam al-Bukhari meriwayatkan dalam Khalq Af’aal al-‘Ibaad (381) Abdullah bin Mas’ud telah berkata:

AL QURAN DALAM HAFALAN MANUSIAPUN DIHILANGKAN

BUNYI SEPERTI LEBAH
Sebenarnya hadith atau lebih tepat lagi athar mengenai “bunyi lebah” itu telah saya ketahui pada hari pertama soalan ditanyakan. Cuma saya perlu masa utk mengkaji dan bertanya. Saya agak teragak-agak utk menyampaikannya di sini kerana setakat ini saya hanya menemukan athar ini dalam satu sumber sahaja. Yang dimaksudkan “satu sumber” ialah sumber secara bersanad:

DIANGKATKAN ILMU

Berkata Ibnu Baththaal rahimahullah :

Kata Ibnu Hajar :

Diangkatnya ilmu terjadi dengan diangkatnya (diwafatkannya) para ulama, sebagaimana ditunjukkan dalam hadits ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash radliyallaahu ‘anhuma, ia berkata : Aku telah mendengar Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

An-Nawawiy berkata :

Dan yang dimaksud dengan ‘ilmu’ di sini adalah ilmu mengenai Al-Kitab (Al-Qur’an) dan As-Sunnah, yang itu merupakan ilmu warisan para nabi ‘alaihis-salaam. Dan ulama adalah pewaris para nabi. Oleh karena itu, kepergian mereka sama dengan perginya ilmu, ma tinya sunnah, berkembangnya bid’ah, dan meratanya kebo dohan. Adapun ilmu keduniaan, maka itu merupakan tambahan. Bukanlah ia yang dimaksud dalam hadits-hadits, dengan alasan sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam :
“Mereka ditanya, dan mereka pun berfatwa tanpa ilmu. Hingga akhirnya mereka sesat dan menyesatkan (orang lain)”. Kesesatan hanyalah terjadi karena kebo dohan dalam agama. Dan ulama yang hakiki adalah ulama yang mengamalkan ilmu-ilmu mereka, mengarahkan dan menunjukkan umat ke jalan lurus dan petunjuk. Ilmu tanpa disertai amalan tidaklah banyak bermanfaat. Bahkan dapat menjadi bencana bagi pemiliknya.
Telah diriwayatkan oleh Al-Bukhari dengan lafadh :

Ilmu tentang agama akan senantiasa berkurang, kebo dohan bertambah, hingga kelak orang-orang tidak tahu apa yang difardlukan/diwajibkan oleh Islam. Diriwayatkan dari Hudzaifah radliyallaahu ‘anhu, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam :

Islam akan pudar (hilang) sebagaimana pudarnya warna pakaian yang telah usang. Hingga tidak diketahui apa itu shalat, puasa, haji, dan shadaqah (zakat). Dan terbanglah Al-Qur’an pada suatu malam hingga tidak tersisa satu pun ayat darinya di muka bumi. Tinggallah sekelompok orang-orang yang telah tua dan lemah berkata : ‘Kami dapati bapak-bapak kami kalimat ini’ – mereka mengatakan : ‘Laa ilaha illallaah (tidak ada tuhan yang berhak disembah dengan benar melainkan Allah)’ – maka kami pun mengatakannya juga.
Shilah bertanya kepada Hudzaifah :
“Apa gunanya Laa ilaha illallaah bagi mereka sedangkan mereka tidak mengetahui apa itu shalat, puasa, haji, dan shadaqah (zakat) ?”. Hudzaifah berpaling darinya, hingga Shillah mengulangi pertanyaannya tersebut tiga kali. Hudzaifah selalu berpaling pada setiap pertanyaan tersebut, hingga akhirnya ia menghadap kepada Shillah pada kali yang ketiga dan berkata : “Wahai Shillah ! Kalimat itu menyelamatkan mereka dari neraka” – ia mengulanginya sampai tiga kali.
‘Abdullah bin Mas’ud radliyallaahu ‘anhu berkata :

Semoga perkongsian yang kecil ini dapat menghidupkan kembali sedikit amal amal kita semoga peroleh redha dan berkat daripada Yang Maha Esa.
Sumber : shukriharun .blogspot (al-quran-diangkat-ke-langit-daripada)