Kisah Misteri Baitulmaqdis dan Haikal Sulaiman

Join Telegram Taman Ilmu Di Bawah

Telegram

Baitulmaqdis adalah sebuah kota yang terletak di dalam wilayah Palestin dan diakui sebagai kota ketiga paling suci bagi umat Islam setelah Mekkah dan Madinah. Di kalangan masyarakat antarabangsa, kota ini lebih dikenal dengan nama Baitulmaqdis yang berarti ‘tempat yang aman untuk dihuni’.

Join Group Koleksi Kata Hikmah
Kami Sokong Ustaz Ebit Lew

Catatan sejarah menunjukkan kota ini telah dihuni manusia selama sekitar 5.000 tahun sekaligus merupakan antara kota yang tertua di dunia dan masih dihuni sampai sekarang. Kota ini merupakan tempat bertembung antara tiga agama samawi yaitu Islam, Yahudi, dan Kristian bahkan setiap agama memiliki wilayah masing-masing di sekitar kota lama yang mengelilingi sebuah tanah tinggi yang terkepung dengan tembok yang tinggi.

Masyarakat dunia menyebutkan wilayah tanah tinggi ini sebagai ‘Mount Temple’ karana sejarahnya yang pernah menempatkan kuil Yahudi kuno iaitu disebut juga sebagai Haikal Sulaiman sebelum ia dihancurkan, dibangun kembali dan sekali lagi dihancurkan setelah kota ini dijajah oleh negara-negara yang berbeza.

Menurut catatan sejarah, umat Islam pada era awal Islam sebelumnya menyebut kawasan di mana terletaknya ‘Mount Temple’ sebagai Madinah Baitulmaqdis yang membawa arti ‘City of the Temple’ yang memperhitungkan akan adanya Haikal Sulaiman AS yang menjadi tempat ibadah pertama kaum Yahudi sebelum dimusnahkan oleh orang Babel pada tahun 586 sebelum Masehi.

Setelah kehancuran pertama itu, Haikal ini dibangun kembali sekitar setelah 70 tahun kehancuran pertamanya ketika orang Babilonia berhasil diusir, namun ia diruntuhkan kembali pada tahun 70 Masehi oleh Kekaisaran Romawi. Sementara daerah kota yang ada di sekeliling ‘Mount Temple’ ini disebut Iliya, berasal dari nama ‘Aelia Capitolina’ yang diberikan selama penjajahan orang Romawi. Daerah ‘Mount Temple’ pada awalnya agak tinggi dengan kondisi yang tidak rata tetapi pada tahun 19 sebelum Masehi, pemerintah ketika itu yaitu Herod the Great telah membangun tembok tinggi mengelilingi area ini lalu meratakan permukaannya di dalam area tembok sebagaimana kondisi sekarang.

Setelah pengislaman Kota Yerusalem yang dimulai ketika zaman khalifah Umar al-Khattab, nama ‘Mount Temple’ telah diubah menjadi Haram al-Sharif yang menggambarkan posisi wilayah suci ini yang mendapat tempat yang mulia di dalam Islam sementara kota disekitarnya inilah dinamakan Yerusalem.

Pada Zaman Khalifah Sulaiman yaitu salah seorang khalifah di dalam era Turki Ottoman, ia telah membangun kembali dinding seakan-akan sebuah tembok di sekeliling kota Yerusalem. Sekarang ini Yerusalem yang asli disebut sebagai kota lama Yerusalem yaitu daerah yang dikepungi tembok tadi. Di kota inilah letak Masjid al-Aqsa yang telah disebut di dalam kitab suci al-Quran dan al-Hadits yang mana beribadah di dalamnya mendapat seribu lipat pahala dibandingkan di tempat-tempat lain.

Masjid al-Aqsa di dalam bahasa Arab berarti ‘masjid yang jauh’, merujuk pada jaraknya yang berjauhan dari bumi Mekah yang menempatkan Masjid al-Haram. Di sini juga menjadi situs ke salah satu peristiwa terpenting di dalam Islam yaitu Isra ‘dan Mi’raj yang mana ketika itu, Nabi Muhammad SAWtelah dinaikkan ke langit untuk menghadap Allah SWT Yerusalem juga menjadi kiblat pertama umat Islam sebelum pindah ke Mekah, yaitu sekitar selama enam belas bulan. Kedua peristiwa besar Islam ini yaitu pembangunan Masjid al-Aqsha dan peristiwa Isra ‘Mi’raj ini terjadi pada situs Haram al-Sharif.

Selain itu, Masjid Kubah Batu turut dibangun dekat dengan Masjid al-Aqsha dan dibangun pada zaman pemerintahan Khalifah Abdul Malik saat era Bani Umayyah. Diriwayatkan arsitektur masjid ini yang begitu indah dengan kubah berwarna keemasannya yang menonjol adalah untuk menyaingi kehebatan arsitektur gereja-gereja di sekitar Yerusalem yang menjadi fokus banyak pengunjung. Kini Masjid Kubah Batu menjadi antara monumen tertua orang Islam yang sangat dikenal.

Masjid ini mendapat namanya setelah terpercaya didirikan di atas situs batu apung yang terjadi ketika peristiwa Isra ‘dan Mi’raj. Ironisnya batu ini juga dianggap suci oleh penganut Yahudi karena kepercayaan bahwa ia adalah pusat untuk ‘Mount Temple’ dan dianggap sebagai dasar untuk pembangunan kuil mereka satu saat nanti.

Tapi menurut catatan sejarah ketika Khalifah Umar al-Khattab ra yang bertanggungjawab membuat Yerusalem sebagai salah satu wilayah Islam, setibanya di kota ini ia lalu menanyakan tentang batu yang menjadi tempatnya Baginda Rasul dinaikkan ke langit, lalu ditampilkan oleh penduduk kota pada sebuah batu menganggur di atas tanah tinggi yang dikepungi oleh tembok. Lebih malang ketika kaum Yahudi mengotori daerah itu dengan kotoran dan sampah sebagai tanda penghinaan ke lokasi peristiwa Isra ‘Mi’raj itu. Khalifah Umar membersihkan daerah itu bersama-sama dengan orang Mukmin yang lain dan membangun Masjid al-Aqsa pertama kali di bumi Yerusalem itu.

Masyarakat Yahudi menganggap Haikal ketiga dan harus menjadi yang terakhir seharusnya dikembangkan di atas lokasi yang sama yaitu Haram al-Sharif bahkan hal yang sama juga tercatat di dalam kitab Injil. Perebutan situs suci inilah yang menjadi inti konflik antara Islam dan Yahudi selanjutnya menjadikan kawasan suci ini sebagai tempat krisis yang masih belum selesai sampai sekarang.

Salah satu tembok yang mengelilingi Haram al-Sharif ini, yaitu tembok di bagian barat atau ‘Western Wall’ ini menjadi tempat suci bagi penganut Yahudi. Tembok yang dibangun lebih dari 2.000 tahun yang lampau ini merupakan satu-satunya bagian Haikal kedua mereka yang masih ada. Mereka menganggap Tuhan mereka berada di balik tembok itu dan pandangan mereka terhalang karena dosa-dosa yang telah mereka lakukan. Oleh karena itu lokasi ini menjadi tempat mereka beribadah dan meratap di atas dosa-dosa yang mereka lakukan dan praktik ini masalah bertahan sampai sekarang ini, menindaklanjuti dengan itu kadang-kadang tembok ini juga disebut sebagai ‘Wailing Wall’ atau tembok ratapan.

Menurut agama Kristen, Yerusalem juga mendapat posisi yang mulia dan dianggap sebagai tanah suci mereka. Nabi Isa AS yang lahir di Baitullaham yaitu sebuah kota yang dekat dengan Yerusalem terus dibawa ke Yerusalem setelah dilahirkan. Saat remajanya, Kristen percaya bahwa Nabi Isa AS pernah melayani untuk mencuci Haikal kedua yang pada saat itu masih tegak utuh di Yerusalem. Selain itu juga, peristiwa penyaliban terpercaya terjadi di dalam wilayah Yerusalem tapi lokasi yang tepat masih menjadi sengketa sarjana-sarjana Kristen.

Pendapat yang paling diterima publik adalah peristiwa itu terjadi pada situs di mana berdirinya sebuah gereja yang dianggap paling suci oleh penganut Kristen yaitu Gereja ‘Holy Sepulchre’, salah sebuah gereja di dalam kawasan kota lama. Di sini juga dianggap sebagai lokasi orang yang mereka percayai sebagai Nabi Isa AS dimakamkan. Kota Yerusalem hingga kini masih menerima pengunjung Kristen yang banyak dari seluruh dunia terutama menjelang musim Paskah.

Perang Salib yang terjadi pada 1099 Masehi juga menunjukkan tekad Kristen untuk merebut tanah suci ini dari penguasaan orang Islam dan mereka telah berhasil menduduki kota ini selama sekitar 200 tahun sehinggahlah kota ini dibebaskan oleh panglima Islam yang unggul iaituSalahuddin al-Ayubbi pada tahun 1187 Masehi. Diriwayatkan bahwa ketika tentara salib diusir sepenuhnya dari kota, Salahuddin al-Ayubbi sendiri yang membersihkan Masjid al-Aqsa yang dijadikan kandang kuda oleh tentara salib, sementara Masjid Kubah Batu yang dijadikan sebagai gereja dikembalikan fungsinya sebagai sebuah masjid.

Penguasaan orang Islam berlanjut sampai ke akhir zaman Khalifah Ottoman yang menyaksikan Yerusalem dikuasai oleh Inggris sampai mandat penguasaan itu berakhir. Keberadaan negara Israelpada tahun 1948 menyaksikan perang antara Arab dan Yahudi terjadi untuk menguasai wilayah Palestina yang ketika itu dibagi secara berat sebelah oleh badan dunia PBB.

Penduduk Arab yang mewakili dua pertiga dialokasikan hanya sepertiga daerah sementara sepertiga Yahudi mendapat sisanya tanah Palestina. Ketika itu PBB menyatakan Yerusalem sebagai wilayah internasional tetapi pertempuran tentara Israel dan Arab menyebabkan bagian barat kota jatuh ke tangan Yahudi dan dinyatakan sebagai ibu kota negara Israel tetapi tidak diakui oleh dunia.

Bagian timur Yerusalem dikuasai oleh negara Yordania, termasuk kawasan kota lama Yerusalem ini. Sampai waktu ini, Haram al-Sharif mencakup luas hampir seperlima dari luas kota lama Yerusalem masih dikuasai oleh orang Islam.

Kota tua Yerusalem dibagi menjadi empat bagian. Bagian pertama adalah bagian orang Islam yaitu bagian yang terbesar antara semua bagian, Kompleks Haram al-Sharif adalah bagian dari daerah orang Islam. Bagian kedua adalah bagian Yahudi dan sisanya merupakan bagian Kristen dan bagian Kristen Armenia, yaitu bagian yang paling kecil antara semua. Meskipun Orang Armenia juga merupakan penganut Kristen, tetapi mereka mendapatkan tempat mereka sendiri di dalam kota dan jumlah mereka juga hanya kecil jika dibandingkan dengan kelompok-kelompok lain. Ketika Yordania menguasai kota lama, penganut Yahudi tidak diizinkan beribadah di sekitar ‘Western Wall’ atau tembok ratapan itu dan kebanyakan tempat ibadat Yahudi ditutup dan sebagian bagian orang Yahudi di kota lama turut menempatkan penduduk Arab yang menjadi pengungsi akibat wilayah mereka dirampas oleh Israel.

Tapi perang pada tahun 1967 merubah lanskap kota ini sampai sekarang. Keterlibatan Yordania di dalam perang negara-negara Arab dengan Israel menyebabkan bagian timur kota ini jatuh ke tangan Yahudi, lebih parah ketika wilayah Palestina yang tersisa turut jatuh bersama sampai ke Tepi Barat Sungai Yordan. Mesir pula kehilangan Semenanjung Sinai dan Jalur Gaza sementara Syria lewatkan Tanah Tinggi Golan.

Dimulainya kejatuhan Yerusalem ini menyaksikan banyak pelanggaran dilakukan oleh bangsa Yahudi ke atas Yerusalem. Antaranya membuat daerah ‘Western Wall’ sebagai tempat ibadah mereka selain pembangunan pemukiman ilegal Yahudi yang mengelilingi lingkungan Arab di dalam usaha memastikan kota ini didominasi secara penuh oleh Yahudi. Pemukiman masyarakat Yahudi turut dibangun di dalam bagian orang IslamRumah-rumah penduduk Palestina dirampas dan digantikan dengan perumahan Yahudi. Lebih parah lagi ketika pemerintah Israel menyetujui akta yang menggabungkan timur dan barat Yerusalem sebagai kota dan menjadi ibukota Israel yang resmi menggantikan Tel Aviv yang sebelum ini menempatkan kedutaan asing. Kantor Presiden dan Perdana Menteri, tempat Presiden dan Perdana Menteri, gedung parlemen, Mahkamah Agung dan kementerian-kementerian Israel semuanya dipindahkan ke Yerusalem secara bertahap.

Masjid al-Aqsa juga beberapa kali telah dilanggar termasuk dibakar oleh fanatik Yahudi sehingga membawa kehancuran mimbarnya. Paling diingat adalah peristiwa yang terjadi pada tahun 2000, perjalanan penuh provokasi Perdana Menteri Israel ketika itu yaitu Ariel Sharon ke kompleks Haram al-Sharif. Untuk catatan, Ariel Sharon terbaring koma akibat serangan stroke saat masih bertugas sebagai Perdana Menteri pada tahun 2006 dan masih tidak sadarkan diri.

Perlu dicatat bahwa meskipun Israel menguasai kota ini secara total namun pengawalan kompleks Haram al-Sharif diberikan kepada badan Islam sebagai daerah wakaf dan juga Raja Yordania dianggap sebagai penjaga Masjid al-Aqsa. Bendera negara Israel juga tidak diizinkan dikibarkan di sekitar Haram al-Sharif. Penganut agama lain juga dilarang memasuki kompleks suci ini dan tentara serta polisi Israel berjaga di pintu masuk dan pengunjung harus membuktikan mereka ini adalah Islam sebelum memasuki kompleks untuk beribadat. Langkah ini diambil untuk menghindari terjadinya pertikaian berikutnya menyebabkan pertumpahan darah karena lokasi ini sangat sensitif bagi semua penganut agama samawi.

Namun sampai kapan langkah ini terus menjadi tanda tanya mengingat sikap pemerintah zionis Israel sendiri yang suka melakukan provokasi terhadap warga Palestina dan oleh Yahudisasi Yerusalem bukan lagi sesuatu agenda yang rahasia.Hari ini, Kota Yerusalem masih berada di bawah kekuasaan bangsa Yahudi yang menyimpan impian untuk meruntuhkan Masjid al-Aqsa yang ingin digantikan dengan Haikal ketiga mereka yang dipercaya menjadi Haikal terakhir mereka, malahan mereka bertungkus lumus melakukan kegiatan carigali di sekitar kompleks Haram al-Sharif untuk menguatkan dakwaan kepemilikan mereka atas kawasan suci itu sebelum terbinanya masjid-masjid di atasnya.

Menurut berita yang tersebar luas, mereka melakukan penggalian di bawah lokasi masjid sehingga menempatkan Masjid al-Aqsa dan Masjid Kubah Batu di dalam risiko keruntuhan akibat aktivitas yang seharusnya berlandaskan pekerjaan arkeologi itu. Kaum Yahudi tampak begitu bersemangat untuk merealisasikan pembangunan Haikal Sulaiman mereka itu, bagi mereka pembangunan itu adalah sesuatu yang menjadi tuntutan agama mereka dan harus dilaksanakan, yang menjadi persoalan hanyalah bila Haikal Sulaiman itu akan dikembangkan?

Sumber: Islamituindah.info

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *