Join Telegram Taman Ilmu Di Bawah
Tahapan pertama untuk dekat dengan Allah Ta’ala ialah membiasakan diri dengan amalm ketaatan dan terus menerus memperbaikinya hingga menjadi amalan terbaik.
Kami Sokong Ustaz Ebit Lew
Berbeda dengan dzikir yang parameternya adalah sebanyak-banyaknya, amal ketaatan atau amal shalih dihitung berdasarkan kualitas, bukan kuantitas.
Dekat dengan Allah Ta’ala juga bisa digapai melalui tangga kedua yang disebut dengan akhlak yang mulia. Dalam tahapan ini, seorang hamba harus berupaya sungguh-sungguh menjauhkan dirinya dari sifat-sifat makhluk secara umum, berupaya sekuat tenaga meneladani Nabi, kemudian menginstal sifat-sifat malaikat di dalam dirinya.
Melalui tiga tahapan itu-menjauhi sifat mahkluk, meneladani Nabi, dan memilki sifat malaikat-maka seorang hamba akan berada dalam posisi yang dekat dengan Allah Ta’ala.
Sifat-sifat makhluk yang harus dijauhi ialah perbuatan-perbuatan negatif yang masyhur dilakukan oleh sifat-sifat hewani dan syaithani. Rakus. Sombong. Serakah. Egois. Pemarah. Pembenci. Pendendam. Dan sebagainya.
Sifat-sifat itu harus dihilangkan-sebagian kemudian seluruhnya-dan diisi dengan meneladani sifat-sifat kenabian yang mulia.
Benar. Dapat dipercaya. Menyampaikan kebenaran. Cerdas. Keempat sifat ini, dan derivasinya, merupakan sifat-sifat Nabi yang harus senantiasa diteladani dalam tiap jenak kehidupan seorang hamba.
Jika seorang hamba berhasil mengeliminasi sifat-sifat makhluk-kebinatangan dan syaithani-kemudian menginstal berbagai sifat-sifat kenabian yang mulia, maka ia akan mendapatkan berbagai kemudahan dalam melakukan sifat-sifat malaikat dalam kehidupan sehari-harinya.
Para malaikat merupakan makhluk yang senantiasa taat kepada Allah Ta’ala dan mustahil durhaka kepada-Nya. Ketaatan para malaikat akan mudah dikerjakan oleh seseorang yang tidak memiliki (atau sedikit memiliki) sifat-sifat buruk di dalam dirinya.
Pasalnya, hati dan jiwa manusia merupakan wadah yang mustahil mengumpulkan dua hal bertolak belakang. Tidak mungkin bersemayam keburukan di dalam hati, ketika ia dipenuhi dengan berbagai jenis kebaikan.
Sebaliknya, kebaikan akan sukar masuk dan bersemayam di dalam diri tatkala hati dan jiwanya dipenuhi dengan berbagai macam keburukan dan sifat-sifat tercela lainnya.
Melewati tiga kondisi ini dengan baik, insya Allah mengantarkan kita pada kedekatan dengan Allah Ta’ala. Sebab seorang hamba yang dekat dengan-Nya pasti meneladani dan dimudahkan meniru sifat-sifat-Nya yang baik; penyayang, penolong, pengasih, penyabar, dan sebagainya.
kredit : sehinggit
Siapakah 10 Golongan Manusia Yang Akan Masuk Syurga Tanpa Hisab?
1) Ahli Al-Fadl (ahli kemuliaan) –Golongan ini adalah orang yang bersabar menanggung kesakitan apabila dizalimi dan diperbodohkan dan mereka senantiasa memaafkan segala kejahatan yang dilakukan terhadap mereka.
2) Ahli As-Sabr (ahli kesabaran) –Golongan yang sentiasa bersabar menjalani suruhan dan sentiasa taat kepada Allah. Mereka yang sentiasa menghindarkan diri dari melakukan maksiat.
3) Berjiran kerana Allah – Golongan ini akan saling berziarah dalam berkasih sayang kerana Allah. Mereka yang duduk dan bangun bersama-sama dengan saudara mereka kerana Allah. (hadis riwayat Abu Nu’aim daripada Ali bin Husain)
4) Orang yang meninggal dalamperjalanan ke Mekah, tidak kira pergi atau balik. (hadis riwayat Jabir)
5) Golongan yang senantiasa menuntut ilmu yang membawa ke jalan Allah,perempuan yang taat kepada suami dan anak yang berbakti kepada ibu bapa. (hadis marfu’ sumber Abu Ayyaub al-ansari)
6) Individu yang dalam perjalanan hendak menunaikan hajat saudara seislamnya sehingga tertunai hajat tersebut dan meninggal dalam masa tersebut. (hadis marfu’ sumber daripada Anas)
7) Individu yang mengasuh kanak-kanak sehingga kanak-kanak itu berupaya mengucapkan ‘lailahaillallah”. (hadis sumber daripada A’isyah r.a)
8) Orang islam lelaki dan perempuan yang meninggal pada malam dan siang hari jumaat. (hadis marfu’ sumber daripada ‘Ata’).
9) Hamba Allah yang bersabar dengan ujian bala bencana pada tubuhnya ataupun pada tubuh anaknya. (hadis marfu’ riwayat Hakim at-Tirmidzi)
10) Individu yang menggali perigi di tengah padang dengan penuh keimanan demi mendapatkan ganjaran Allah. (Ibn Mas’ud)
Al-Hakim dan al-Baihaqi mengeluarkan hadis bersumber daripada Jabir secara marfu’: “Barangsiapa yang lebih kebajikannya atas kejahatannya, maka mereka itulah yang masuk ke syurga tanpa hisab, dan barang siapa yang sama kebajikannya dan kejahatannya maka mereka itulah yang dihisabkan dengan hisab yang sedikit, dan barang siapa yang kejahatannya lebih banyak, maka dialah yang diberikan syafaat setelah menerima siksaannya.”
wallahu a’lam
Mudah-mudahan kita termasuk dalam golongan yang dapat masuk ke syurga tanpa hisab…