Join Telegram Taman Ilmu Di Bawah
Semua manusia yang terlahir ke dunia pasti ingin dipanjangkan usianya, mengingat banyaknya dosa yang sudah diperbuat. Manusia meminta umur agar bisa dipergunakan untuk bertobat kepada Allah SWT.Kematian adalah sebuah kepastian yang bakal dialami oleh makhluk yang bernyawa. Tetapi terkait kapan kematian itu datang, hanya Allah SWT yang tahu serta maha menentukan.
Kami Sokong Ustaz Ebit Lew
Berikut adalah bebrapa amalan yang bisa menjadi asbab dipanjangkan umurnya seorang hamba
.
- Silaturrahim
Di tengah era modern yang mengwajibkan kecepatan dalam bekerja, silaturrahim menjadi faktor yang susah untuk lakukan.
Pagi hari, seseorang telah sibuk mempersiapkan diri untuk bekerja, siang hari mereka bergelut dengan pekerjaan menumpuk yang dikejar deadline, malamnya telah kelelahan serta mempersiapkan hari esok dengan rutinitas yang sama.
Jadi kapan silaturrahim? Untungnya ada alat komunikasi yang terus mendekatkan jarak serta waktu. Baik melewati telepon, email, maupun sosial media. Sayang sarana ini pun tak dipakai untuk silaturrahim. Justru hanya menjadi sarana untuk pamer tas baru, sepatu baru, perhiasan baru yang justru menjadi sumber-sumber dosa.
Padahal silaturrahim adalah faktor yang sangat penting dalam Islam. Tidak hanya membikin hubungan antar sesama manusia menjadi lebih dekat, silaturrahim juga bisa memperpanjang usia seseorang. Faktor ini semacam yang dijelaskan Rasulullah SAW dalam Hadist Riwayat Bukhari yang artinya.
Imaam Al-Bukhaariy rahimahullah berkata :
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي يَعْقُوبَ الْكِرْمَانِيُّ، حَدَّثَنَا حَسَّانُ، حَدَّثَنَا يُونُسُ، قَالَ مُحَمَّدٌ هُوَ الزُّهْرِيُّ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: ” مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ، أَوْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ ”
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abi Ya’quub Al-Kirmaaniy[1] : Telah menceritakan kepada kami Hassaan[2] : Telah menceritakan kepada kami Yuunus[3] : Telah berkata Muhammad – ia adalah Az-Zuhriy[4] – , dari Anas bin Maalik radliyallaahu ‘anhu, ia berkata : Aku mendengar Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallambersabda : “Barangsiapa yang suka diluaskan rizkinya dan ditangguhkan kematiannya, hendaklah ia menyambung silaturahim” [Shahiih Al-Bukhaariy no. 2067].
Diriwayatkan oleh Ibnu Hibbaan 2/181-182 no. 439 dengan sanad hasan, dengan lafadh :
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ، وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَجَلِهِ، فَلْيَتَّقِ اللَّهَ، وَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Barangsiapa yang suka diluaskan rizkinya dan ditangguhkan ajalnya, hendaklah ia bertaqwa kepada Allah dan menyambung silaturahim”.
Dari hadis ini cukup jelas bahwa silaturahim bukan saja bia memperpanjnag umur kita, akan tetapi juga bia memperluas rizki kita.
.
- Bersedekah
Begitu tak sedikit keajaiban yang bisa didapatkan dari keikhalasan memberi terhadap orang lain ini. Dengan bersedekah, Allah SWT tak hanya membalas dengan meningkatkankan rezeki lebih terhadap hamba-Nya tetapi juga umur yang lebih.
Hal ini dijelaskan Rasulullah SAW dalam sebuah hadist yang diriwayatkan dari sahabat Amr bin Auf, Rasulullah Saw bersabda, “Sesungguhnya sedekah seorang Muslim bisa meningkatkan umurnya, bisa mencegah kematian yang su’ul khotimah, Allah bakal menghapus sifat arogan, kefakiran, serta sifat berbangga diri darinya.” (HR. Thabrani).
Tetapi tak sedikit kami bisai orang-orang yang mempunyai rezeki lebih enggan bersedekah. Mereka menyimpan hartanya untuk dia serta keluarga. Padahal disetiap harta yang kami bisakan, ada hak orang lain yang wajib dikeluarkan melewati zakat alias sedekah lainnya.
Ada satu hikayah yang diceritakan oleh Ustadz Yusuf Mansur, dalam Kajian Wisata Hati mengisahkan cerita di bawah ini guna menunjukkan salah satu bukti kebenaran bahwa sodakoh bia memperpanjnag umur.
Berikut kisahnya
Suatu hari, malaikat kematian mendatangi Nabi Ibrahim as. dan bertanya, “Siapa anak muda yang tadi mendatangimu wahai Ibrahim?” “Yang anak muda tadi maksudnya?” tanya Ibrahim. “Itu sahabat sekaligus muridku.” “Ada apa dia datang menemuimu?” “Dia menyampaikan bahwa dia akan melangsungkan pernikahannya besok pagi.”
“Wahai Ibrahim, sayang sekali, umur anak itu tidak akan sampai besok pagi.” Habis berkata seperti itu, Malaikat Kematian pergi meninggalkan Nabiyallah Ibrahim. Hampir saja Nabiyallah Ibrahim tergerak untuk rriemberitahu anak muda tersebut, untuk menyegerakan pernikahannya malam ini, dan memberitahu tentang kematian anak muda itu besok. Tapi langkahnya terhenti. Nabiyallah Ibrahim memilih kematian tetap menjadi rahasia Allah.
Esok paginya, Nabiyallah Ibrahim ternyata melihat dan menyaksikan bahwa anak muda tersebut tetap bisa melangsungkan pernikahannya.
Hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan, dan tahun berganti tahun, Nabiyallah Ibrahim malah melihat anak muda ini panjang umurnya.
Hingga usia anak muda ini 70 tahun, Nabiyallah Ibrahim bertanya kepada Malaikat Kematian, apakah dia berbohong tempo hari sewaktu menyampaikan bahwa anak muda itu umurnya tidak akan sampai besok pagi? Malaikat Kematian menjawab bahwa dirinya memang akan mencabut nyawa anak muda tersebut, tapi Allah menahannya.
“Apa gerangan yang membuat Allah menahan tanganmu untuk tidak mencabut nyawa anak muda tersebut, dulu?”
“Wahai Ibrahim, di malam menjelang pernikahannya, anak muda tersebut menyedekahkan separuh dari kekayaannya. Dan ini yang membuat Allah memutuskan untuk memanjangkan umur anak muda tersebut, hingga engkau masih melihatnya hidup.” Wallahu a’lam
.
- Memuliakan Orang Tua
Bakti terhadap orang tua juga menjadi salah satu amalan yang bisa memperpanjang usia seseorang. Amalan ini terbukti terlihat sederhana, tetapi bagaimana apabila kami mencoba melaksanakannya?
Meski di dalam hatinya seorang anak begitu menyayangi orang tua, tetapi tak dipungkiri bahwa kami tak jarang menyakiti perasaan mereka. Terus besar usia seorang anak, maka terus besar pula potensi seorang anak melawan orang yang mendidik serta membesarkannya sejak kecil ini.
Terlebih apabila anak telah sanggup memenuhi kebutuhannya sendiri, maka dengan arogannya mereka membentak alias mengambil keputusan yang tak sesuai dengan keinginan orang tuanya.
Hal-hal semacam inilah yang jarang kami ingat sebagai anak. Ketika sukses memberi mereka uang alias barang dengan hasil keringat kita, maka kami telah merasa telah mengabdi terhadap ayah serta ibu.
Padahal mengabdi tak hanya perkara uang, tetapi perkara hati. Bagaimana kami sebagai anak masih menghormati serta meninggikan derajad keduanya, walau telah memenuhi kebutuhan mereka. Sebab apapun yang kami berbagi, sebetulnya tak bakal sempat bisa membalas apa yang telah orang tua perbuat terhadap kita.
Allah SWT menjanjikan untuk hamba tersebut umur yang panjang. “Barang-siapa mengabdi terhadap kedua orang tuanya, maka Allah bakal meningkatkan umurnya.” (HR. al-Baihaqi)
“Barangsiapa bahagia (ber-harap) Allah memperpanjang umurnya serta menam-bah rizkinya, maka hendaklah mengabdi terhadap kedua orang tuanya serta menyambung hubungan sanak-famili.” (HR. al-Baihaqi).
Dengan berbakti kepada orang tua, hal itu akan menambah keberkahan hidup kita. Coba perhatikan hadits Nabi Muhammad SAW berikut: “Barangsiapa berbakti kepada orangtua, maka dia akan memperoleh kebahagiaan panjang umur yang penuh keberkatan” (HR. Imam Abu Ya’la dan Thabrani bersumber dari Mu’adz bin Jabal)
Seorang ulama besar dari Mazhab Hanafi bernama Al-Hafidz Badrudin Al-Aini menyebutkan sebuah hadits yang sungguh menggetarkan hati. Beliau mengutip sebuah hadits dari Abdurrahman bin Samurah bahwa Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya tadi malam aku bermimpi dengan sebuah mimpi yang mengherankan dalam mimpiku. Aku melihat seorang laki-laki dari umatku didatngi oleh malaikat maut untuk mencabut nyawanya. Tiba-tiba datanglah amalan berbakti kepada ayahnya lalu menolak malaikat maut dari orang tersebut”. (Umdatul Qaari, Sarh Shahih Bukhari 11/181) Hadits ini memberikan satu pemahaman baru bahwa berbakti kepada orang tua bisa menambah umur. Itulah kemuliaan yang Allah SWT berikan kepada anak yang berbakti kepada orang tuanya.
Allah memerintahkan kepada kita untuk senantiasa mematuhi perintahnya. Namun, tidak semua perintah harus ditaati. Contohnya, kita harus mematuhi yang baik-baik, misalkan membersihkan dan membereskan kamar, menyapu lantai, mengepel, mencuci piring, belanja ke warung dan lain sebagianya yang dapat menyenangkan hati ayah ibu ita.
Adapun perintah yang harus kita tolak yaitu mengajak kepada kejelekan, misalnya murtad (keluar dari Islam), meminum khamr (yang memabukkan), berjudi, meninggalkan shalat dan puasa, serta kejelekan yang lain yang dapat merugikan diri kita dan orang lain.
Perintah birrul walidain juga tercantum dalam surat an-Nisaa’ ayat 36: “Dan beribadahlah kepada Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat, tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri.” [Qs. An-Nisaa’ : 36]
Dalam Surat al-‘Ankabuut ayat 8, tercantum larangan mematuhi orang tua yang kafir jika mereka mengajak kepada kekafiran: “Dan Kami wajibkan kepada manusia agar (berbuat) kebaikan kepada kedua orang tuanya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau patuhi keduanya. Hanya kepada-Ku tempat kembalimu, dan akan Aku beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” [Qs. Al-‘Ankabuut (29): 8] Lihat juga Surat Luqman ayat 14-15.
Sumber: santrionline