Inilah Kekuatan Doa Rasulullah Disaat Menghadapi Musuh
Join Telegram Taman Ilmu Di Bawah
Doa adalah mukh (ubun-ubun/inti) ibadah. Doa adalah silah (senjata) orang Mukmin. Begitulah Nabi saw. menggambarkan doa, dan betapa pentingnya doa. Doa yang dipanjatkan dengan sungguh-sungguh, benar-benar dari dalam hati, merasuk ke dalam seluruh bagian tubuh, sehingga apa yang terbersik dan terucap sama, akan mengantarkan kenikmatan tersendiri bagi seorang hamba di hadapan Rabb-Nya.
Kami Sokong Ustaz Ebit Lew
Ketika doa dipanjatkan dengan khusyu’, diulang tiga kali, dilakukan pada waktu-waktu mustajab, seperti saat sujud, waktu di antara adzan dan iqamat, dua pertiga malam terakhir, di saat Allah turun ke langit bumi, maka doa itu akan diijabah oleh Allah SWT. Apalagi, jika dilakukan di tempat-tempat mustajab, seperti Raudhah, Rukun Yamani, Multazam, Hijr Ismail, dan sebagainya. Maka, apapun kesulitan seorang hamba, akan diberikan jalan keluar oleh Allah SWT. Apapun kondisinya, pasti Allah akan memberikan jalan keluar yang terbaik untuknya.
Lihatlah, bagaimana saat Nabi berdoa di malam Perang Badar. Setelah seluruh persiapan dilakukan, tinggal satu, mengharapkan pertolongan Allah SWT. Malam itu pun Nabi bersama sahabat melakukan shalat malam. Di belakangnya ada Abu Bakar as-Shiddiq. Doa yang dipanjatkannya pun tidak main-main:
اللَّهُمَّ إِنْ تُهْلِكْ هَذِهِ الْعِصَابَةَ لا تُعْبَدْ فِي الأَرْضِ
Allahumma in tuhlika hadzihi al-‘ishabata la tu’bad fi al-ardhi
“Ya Allah, sekiranya Engkau binasakan kelompok yang tersisa ini (dalam Perang Badar), maka Engkau tidak akan disembah lagi di muka bumi.” [Dikeluarkan Ibn Mundzir, al-Ausath fi as-Sunan]
Doa ini dipanjatkan di tengah pekatnya malam, saat Allah turun ke langit bumi. Diulang-ulang Nabi, dengan khusyu’, sambil menangis hingga tubuh baginda yang mulia itu bergetar, sampai surbannya jatuh. Abu Bakar yang berada di belakang Nabi pun memungut surban itu, lalu bertutur kepada Nabi, “Cukup ya Rasul, cukup ya Rasul, Allah pasti telah mendengarkan doa Tuan.” Maka, lihatlah kemudian, Allah menurunkan 5000 pasukan malaikat-Nya untuk membantu Nabi saw.
Ketika Nabi dikepung pasukan koalisi, yang terdiri dari kaum Kafir Quraisy, Yahudi dan kabilah-kabilah lain, saat Perang Khandak, setelah seluruh persiapan dilakukan, dan rencana penjanjian dibatalkan, Nabi saw bermunajat kepada Allah di atas bukit. Tiga malam berturut-turut, Nabi saw. memanjatkan doa:
اللَّهُمَّ مُنْزِلَ الْكِتَابِ سَرِيْعَ الْحِسَابِ، اللَّهُمَّ اهْزِمِ الأحْزَابَ، اللَّهُمَّ اهْزِمْهُمْ وَزَلْزِلْهُمْ
Allahumma ya Munzila al-kitab, Sari’a al-hisab, Allahumma ahzimh al-Ahzab, Allahumma ahzimhum wa zalzilhum..
“Ya Allah, Dzat yang Maha menurunkan Kitab (al-Qur’an), yang Maha Cepat perhitungan-Nya, ya Allah kalahkanlah pasukan koalisi (musuh), ya Allah kalahkanlah mereka, dan goncanglah mereka..” [Hr. Bukhari dan Muslim]
Doa-doa yang dipanjatkan di tengah malam ini, diulang-ulang, bahkan hingga tiga malam berturut-turut, dipanjatkan dengan khusyu’ dan sungguh-sungguh mengharap pertolongan Allah SWT, akhirnya doa itu pun sanggup membelah langit, dan Allah pun tak kuasa menahan, kecuali mengabulkan apa yang diminta. Allah pun memberikan pertolongan kepada hamba-Nya di saat genting seperti itu. Setelah doa itu dipanjatkan, Abu Sa’id al-Khudri menuturkan, “Allah SWT memukul musuh-musuh kami dengan angin. Allah pun mengalahkan mereka dengan angin.” [Hr. Ahmad dalam Musnad]
Begitulah Nabi mengajarkan doa, dan bagaimana kekuatan doa bagi hamba-hamba-Nya. Dalam kitab Tarikh Dimasyqa dituturkan, suatu ketika ada seorang yang tengah melintasi Jabal Lubnan, dihadang oleh begal. Begal itu pun menghunus pedang, siap membunuhnya. Sebelum begal itu membunuhnya, orang tadi meminta izin shalat 2 rakaat. Dia pun ingat firman Allah:
أَمَّنْ يُجِيْبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوْءَ [سورة النمل: 62]
“Siapakah yang memperkenankan doa orang yang dalam kondisi terjepit, ketika dia berdoa kepada-Nya.” [Q.s. an-Naml: 62]
Ayat ini dibaca dengan khusyu’, diulang tiga kali. Begitu salam, begal itu pun sudah tewas. Di sana ada seorang lelaki tegap berdiri. Orang ini bertanya kepada lelaki itu, “Siapa Anda?” Dia menjawab, “Aku adalah malaikat penunggu gunung. Aku diutus Allah untuk menolongmu. Saat Engkau membaca ayat itu sekali, Allah terpanggil. Ketika Engkau baca yang kedua, Arsy-Nya pun bergetar. Ketika Engkau baca yang ketiga, maka Dia pun tak kuasa menahan, kecuali memenuhi permohonanmua.”
Begitulah, kekuatan doa. Maka, Nabi saw. tak pernah melupakan doa, baik berdoa sendiri maupun meminta didoakan. Ketika ‘Umar berangkat haji, Nabi saw. pun menyelipkan pesan, “Umar, jangan Engkau lupakan aku dalam doamu.” Subhanallah..
Semoga kita bisa mengisi hari, jam, menit dan tiap detik dalam kehidupan kita dengan doa. Dengannya, langit akan terbuka, dan Allah pun akan mengabulkan semua permintaan kita. Maka, doa pun menjadi ubun-ubun ibadah dan senjata kekuatan kita. Amin
9 Adab dan Syarat Terkabulnya Doa
Berdoa adalah mengajukan permohonan hamba kepada Allah swt. dengan hati yang bersih, jiwa yang ikhlas, dan sikap yang tawadu’ serta penuh harap. Berdoa merupakan kebutuhan bagi manusia, karena doa adalah fitrah atau panggilan jiwa sekaligus pengakuan manusia atas sifat ketergantungannya kepada Allah swt. doa menempati posisi yang strategis dalam kehidupan seorang muslim, bahkan frekuensi berdoa dapat dijadikan barometer kedekatan hubungan hamba dengan khaliknya. Sebagaimana firman Allah swt.,
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al-Baqarah: 186)
Banyak orang berdoa, tetapi tidak seorang pun mengetahui apakah doanya diterima atau ditolak, apakah doanya cepat dijawab atau ditunda, dan jangan-jangan doa-doa kita kadang tak selaras dengan apa yang kita inginkan. Terkadang apa yang kita harapkan dan cintai belum tentu itu baik bagi kita, begitu juga sebaliknya apa yang kita benci ternyata itu baik bagi kita. Namun yakinlah bahwa semua yang Allah kehendaki itu adalah untuk kebaikan kita. Kalau demikian perlu dipertanyakan bagaimana sikap kita pada saat berdoa, apakah telah berdoa dengan sikap yang sopan, tawadu’, menunjukkan sikap hormat, dan merasa benar-benar butuh, atau sekedar main-main.
Ada beberapa syarat dan adab terkabulnya doa adalah sebagai berikut,
1. Berdoa dengan penuh ketakwaaan dan ikhlas, sebagaimana firman allah swt.
“Sesungguhnya Allah hanya menerima (Kurban) dari orang-orang yang bertakwa.” (QS, Al-Maidah : 27)
“Maka sembahlah allah dengan memurnikan ibadah kepada-nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukai(nya)” (QS, Al-Mukmin:14)
2. Awalilah doa dengan membaca ta’awuz, basmalah dan shalawat Nabi Saw. seraya memuji Allah swt. sekalipun Allah swt. tidak membuthkan pujian.
3. Makanan, pakaian, dan minuman harus baik dan halal, sebagaimana firman allah swt,
“Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah di berikan allah kepadamu, dan syukurilah nikmat allah jika kamu hanya kepadanya saja menyembah.” (QS. An-Nahl:14)
Rasulullah bersabda “Perbaikilah makananmu maka kamu menjadi orang yg mustajab doanya”
4. Percayalah dan yakin kepada allah bahwa doanya akan di kabulkan.
Setiap manusia harus percaya bahwa allah maha kuasa terhadap segala sesuatu. Billa allah menghendaki seseuatu terjadi, maka terjadilah ia. Hal ini menambah keyakinan bahwa semua rahmat kebaikan dan berkah berada di sisi Allah swt.
“Dan tidak ada sesuatu pun melainkan pada sisi kamilah khzanahnya dan kami tidak menurunkanya melainkan dengan ukuran yang tertentu.” (QS. Al-Hijr :21)
Rasulullah saw bersabda: “Berdoalah kalian semua kepada Allah sedangkan kalian semua yakin akan terkabul doanya.”
5. Berdoa dengan menghadirkan hati, khusyuk , cinta apa yang di sisi allah (pahala) dan takut akan murka dan siksanya. Allah telah memuji zakariya dan keluarga dalam firman-Nya,
“Dan (ingatlah kisah) zakariya, tatkala ia menyeru tuhanya: ‘ya tuhanku, janganlah engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan engkaulah waris yang paling baik.’ Maka kami memperkenankan doanya, dan kami anugrahkan kepadanya yahya dan kami jadikan istrinya dapat mengandung, sesungguhnya mereka adalah orang- orang yang khusyuk kepada kami.” (QS. Al-Anbiya:89-90)
“Dan sebutlah (nama) tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut dan dengan tidak mengeraskan suara di waktu pagi dan petang dan jangalah kamu termasuk orang-orang yang lalai.” (QS al-Araaf: 205)
6. Menetapkan hati dan bersungguh sungguh dalam berdoa, rasulullah melarang mengecualikan dalam doa. Rasulullah saw. Bersabda,
“Jika seseorang dari kamu berdoa, maka tetapkanlah hatinya dalam berdoa, dan jangalh berkata,’ya allah, jika engkau mengendaki maka berilah aku, sesungguhnya tidak ada yang memaksa allah’”
7. Tidak tergesa-gesa dalam berdoa dan berdoa secara terus menerus.
Dari anas ra.., katanya, rasulullah saw. Bersabda,
“ Seorang hamba senatiasa dalam kebaikan selama ia tidak terburu-buru. Para sahabat bertanya, ‘Wahai Rasulullah! Bagaimana ia terburu-buru?’ jawab beliau ia berkata, aku telah berdoa kepada tuhanku lalu dia tidak memperkenankan doaku.” (HR. Ahmad)
8. Mengakhiri doa dengan bacaan hamdalah (Alhamdulillaahi rabbil ‘Aalamiin) sebagai ungkapan rasa terima kasih dan syukur.
9. Berdoa pada waktu-waktu yang musatajab.
Waktu-waktu yang mustajab untuk berdoa:
a. Malam lailatul qadar
b. Waktu sepertiga malam yang terakhir
c. Setelah shalat fardhu
d. Antara azan dan iqamah
e. Ketika shalat ditunaikan
f. Pada bulan ramadhan
g. Waktu di antara dua Kutbah Jum’at
h. Ketika sujud
i. Ketika turun hujan dan ketika hujan
j. Ketika khatmil Qur’an
k. Ketika hati benar-benar menghadap allah dan tulus ikhlas
Demikianlah sahabat bacaan madani syarat dan adab terkabulnya doa. Mudah-mudahan doa yang kita mohonkan kepada Allah swt. dikabulkan dan dan ijabah. Aamiin.
Sumber :http://www.bacaanmadani.com